BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya senantiasa tidak terlepas dari benturan-benturan antara lain
nilai dan norma sosial dengan keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber
kebutuhan yang diperebutkan. Jika nilai-nilai atau unsur-unsur kebudayaan pada
suatu waktu mengalami perubahan, dimana anggota-anggota masyarakat terasa
terganggu atau tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya melalui kebudayaan tadi,
maka timbul gejala-gejala sosial yang meresahkan masyarakat yang disebut dengan
masalah sosial. Masalah sosial dapat berupa kebutuhan-kebutuhan sosial maupun
biologis. Masalah sosial dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan pergaulan
dalam masyarakat, sedangkan kebutuhan biologis disebabkan kebutuhan-kebuuhan
biologis tersebut sulit atau tidak bisa lagi dipenuhi, seperti kebutuhan makan,
minum, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi tentang kemiskinan ?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya
kemiskinan?
3. Apakah dampak yang ditimbulkan akibat
kemiskinan?
4. Bagaimanakah cara untuk mengatasi
masalah kemiskinan ?
C.Tujuan
1.Agar mengetahui apakah itu kemiskinan
2.Mengetahui sebab sebab terjadinya kemiskinan.
3.Mengetahui Dampak Akibat kemiskinan.
4.Mengetahui Cara penanggulangan kemiskinan.
D.Manfaat
Penjelasan yang disampaikan pada
makalah ini memiliki manfaat yaotu , membuka mata dan hati para pembaca untuk
lebih memperhatikan masalah kemiskinan ini dan mencari bersama solusi yang
tepat agar tidak ada lagi masalah kemiskinan ini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian atau Definisi Kemiskinan
Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan diartikan
sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri
sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga
mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
B. Penyebab Terjadinya kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di
tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan
senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para
praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus menerus dikembangkan
untuk menyibak tirai dan mungkin “misteri” mengenai kemiskinan ini.
Secara umum ada beberpa faktor yang menyebabkan terjadinya
msalah kemiskinan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya
tingkat
pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi kebutuhannya.
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi kebutuhannya.
2. Kurangnya
kreativitas
individu
Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.
Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.
3. Tingkat
kelahiran yang tinggi
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini tampak sebagian besar di kota-kota besar.
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal ini tampak sebagian besar di kota-kota besar.
4. Pengaruh
lingkungan hidup atau tempat tinggalnya
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya senantiasa malas untuk bekerja.
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya senantiasa malas untuk bekerja.
5. Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.
Hal-hal lain yang
tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di kota-kota besar yaitu
antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke kota,
kebanyakan dari mereka bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari
mereka gagal mendapatkan pekerjaan, karena mereka tidak memiliki keahlian atau
keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga mereka tidak mempunyai
sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung-katung tidak
menentu, dan merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan
tingkat kemiskinan di kota meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan
dan tidak dapat memenuhi segala
kebutuhannya.
C. Kemiskinan sebagai Masalah Sosial
Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan
tidak mrupakan maslah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang dengan
sangat pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan berkembangnya
perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkan tarf kehidupan tertentu sebagai
suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada
waktu itu individu sadarakan kedudukan ekonominya, sehingga mereka mampu untuk
mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah
sosial, apabila perbedaan kedudukan ekonomi para warga masyarakat ditentukan
secara tegas.
Pada masyarakat modern yang kompleks, kemiskinan menjadi masalah
sosial karena sikap membenci kemiskinan tersebut. Seseorang bukan merasa miskin
karena kurang makan, pakaian, dan perumahan. Namun karena harta miliknya
dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf hidupnya yang ada. Hal ini terlihat
di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Seseorang dianggap miskin
karena tidak memiliki radio, televisi, atau mobil. Sehingga lama kelamaan benda-benda
sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan sosial ekonomi seseorang, yaitu
apakah dia miskin atau kaya. Dengan demikian, persoalannya mungkin menjadi
lain, yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Kemiskinan
Masalah kemiskinan yang terjadi akan menimbulkan dampak atau
akibat yang dapat terjadi yaitu meningkatnya tingkat kriminalitas. Kriminalitas
disini yang sering terjadi antara lain adalah pencurian, pencopetan,
perampokan, dan lain-lain. Alasan mereka melakukan hal itu adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, karena mereka tidak mempunyai penghasilan untuk
mencukupi kebutuhannya. Seseorang cenderung melakukan apa saja jika terdesak
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik itu dengan cara halal maupun tidak.
Sehingga tingkat kriminalitas di kota-kota besar meningkat.
Selain meningkatkan kriminalitas, kemiskinan juga dapat
menyebabkan tingkat kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) semakin rendah. Hal
ini terjadi karena masyarakat miskin cenderung kesulitan pula dalam memenuhi
kebutuhan makan mereka. Sehingga kandungan gizi yang ada pada makanan yang
biasa dikonsumsiny setiap hari kurang, atau bahkan sudah tidak layak konsumsi.
Akibatnya, kesehatan mereka terganggu dan tingkat kesehatannya semakin menurun.
E. Cara Mengatasi Masalah Kemiskinan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, sebenarnya pemerintah telah
berusaha mengentaskan kemiskinan yang senantiasa terjadi, khususnya di
Indonesia yang termasuk negara berkembang. Namun masalah ini tak kunjung usai,
masih saja melanda sebagian besar masyarakat. Entah karena faktor masyarakat
atau individunya ataupun pemerintahnya. Namun sejauh penulis ketahui, kedua
faktor tersebut saling mempengaruhi. Masyarakat yang etos kerja dan kemauan
untuk lebih majunya rendah bahkan tidak ada, kebanyakan mempunyai sifat pemalas
dan hanya mau terima jadi tanpa mau berusaha. Untuk mengatasi masalah ini,
seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan
hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga
memberi pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat
miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa
dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan
hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu
melaksanakan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan etos
kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah
lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan
dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjabaran tentang kemiskinan ,
penulis dapat menyimpulkan bahwa kurangnya perhatian dari pihak pihak penting
dalam Negara untuk mengatasi permasalahan kemiskinan tersebut dan kurangnya
fasilitas dan dana untuk menanggulangi semua penduduk yang mengalami masalah
kemiskinan.
B.Saran
Lebih memperhatikan rakyat miskin bagi para
petinggi dan orang penting Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar