Jumat, 02 Mei 2014

Kasus Pembunuhan Ade Sara

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pelaku pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19), Ahmad Imam al Hafitd meminta sarung dan buku ketika hendak kembali ke tahanan. Dia meminta hal itu kepada kuasa hukumnya, Hendrayanto, seusai menjalani rekonstruksi pembunuhan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/4/2014). 

"Setelah rekonstruksi, saya temui dia, dia hanya minta sarung dan buku ilmu pengetahuan," kata Hendra, Jumat (4/4/2014). 

Hendra berujar, Hafitd juga sempat melontarkan keinginannya untuk melanjutkan sekolahnya. Oleh karena itu, dia meminta buku.

Sementara itu, berdasarkan rekonstruksi yang dilakukan, Hafitd terlihat sangat berperan dalam pembunuhan tersebut. Namun, bagi Hendra, hal itu diterima oleh pihaknya. 

"Setidaknya dia diberi kesempatan untuk memperbaiki diri," ucapnya. 

Dia mengatakan, Hafitd merasa menyesal atas kejadian itu. Dalam melakukan rekonstruksi, Hafitd pun disebutnya terlihat sangat tegang dan takut bahkan menangis dan memeluk Hendra. 

Rekonstruksi pembunuhan Ade Sara digelar penyidik Jatanras Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis (3/4/2014). Adegan dalam rekonstruksi tersebut diperankan langsung oleh pelaku pembunuhan, Hafitd dan Syifa, di tempat kejadian perkara sesungguhnya mobil KIA Visto silver nomor polisi B8328JO. 

Sebanyak 43 adegan digelar dalam rekonstruksi yang berlokasi di Mapolda Metro Jaya dan Tol JORR ruas Bintara KM 49, Bekasi. Selain penyidik penggelar rekonstruksi, juga turut hadir orang tua Ade Sara menyaksikan kegiatan itu.


Kelainan yang dialami pelaku pembunuhan.

menurut saya latar belakang pembunuhan yang terjadi disebabkan oleh kelainan pada pelaku pembunuhan . kelainan tersebut dialami oleh dua sejoli yang mendapat pengaruh dari beberapa film atau pergaulan yang kurang baik dan juga kurangnya benteng iman dan pengetahuan agama yang dimiliki oleh pasangan tersebut , sehingga tidak ada rasa bersalah atau tidak berfikir panjang ter lebih dahulu sebelum melakukan suatu tindakan .


Tidak ada komentar: