Kamis, 17 Maret 2016

#PetGame Sejarah Game Konvensional dan Modern



Sejarah Permainan Konvensional


Permainan anak-anak saat ini didominasi dengan permainan game console, game online, dan permainan-permainan teknologi digital lainnya yang lebih modern. Permainan-permainan tradisional saat ini mungkin sudah dianggap kuno dan tidak modern.

Saat ini rasanya sudah sulit untuk menemukan anak-anak di komplek yang sedang bermain permainan tradisional yang sering kita mainkan waktu kecil. Seperti gobak sodor, kuda bisik, ular naga, batu sekolah, kuda bisik, kumkum, tok tok ubi, bentengan, petak umpet, petak jongkok, taplak, karet, bola bekel, bola gebok, dan permainan-permainan tradisional lainnya.

Kepopuleran permainan tradisional sepertinya lambat laut akan tergeser dengan perkembangan zaman saat ini. Anak-anak lebih cendrung senang bermain di dalam rumah dengan game consoul, laptop, ipad atau androidnya. Bermain di dalam ruangan cendrung di sukai dari pada bermain diluar ruangan yang lebih banyak mengeluarkan energi dan keringat.

Permainan tradisional anak-anak dahulu, saya rasa lebih banyak manfaatnya ketimbang permainan modern saat ini, misalnya :
Permainan tradisional membuat anak menjadi lebih sederhana, mau berusaha dalam meraih sesuatu.
Permainan tradisional melatih sikap anak menjadi mental yang sportif, misalnya seorang anak mau mengakui kesalahan saat ia melanggar aturan main
Permainan tradisional lebih menyehatkan, melatih fisik dan ketangkasan. Karena biasanya permainan tradisional yang dilakukan diluar rumah membuat si anak lebih aktif bergerak dan berkeringat.
Permainan tradisional membuat anak lebih mudah bergaul, karena permainan tradisional lebih seru dimainkan secara beregu atau berkelompok.
Permainan tradisional membuat anak lebih percaya diri karena setiap anak dan regunya pasti pernah merasakan menjadi pemenang dan bagi yang kalah biasanya akan lebih berusaha di permainan selanjutnya.
Permainan tradisional lebih memicu kreativitas seorang anak. Misalnya seorang anak dapat membuat permainan dari bahan-bahan yang kurang nilai guna seperti kulit jeruk bali yang dibuat menjadi mobil-mobilan, kayu yang dibuat mennjadi tongkat pemukul bola, batu yang dibuat menjadi biji dalam permainan congklak,

Contoh Permainan Konvensional :


Benteng



Untuk bermain benteng, dibutuhkan beberapa orang yang dibagi dalam 2 grup. Masing-masing grup harus menentukan benda yang dijadikan sebagai benteng, yaitu tiang, pohon, tembok dan sebagainya. Agar mendapatkan kemenangan, masing-masing harus mampu merebut benteng lawannya. Jika salah satu dari anggota grup tersentuh tim lawan, anggota ini harus ditawan di benteng lawan.


Gerobak sodor



Permainan tradisional bernama gobak sodor membutuhkan cukup banyak pemain, yaitu 6-10 orang. Jumlah pemain dibagi dalam dua regu. Salah satu regu bertugas menjadi penjaga, regu lain akan mencoba melewati tim lawan. Arena untuk bermain gobak sodor adalah lapangan yang cukup luas dan terbagi atas beberapa kotak. Tim penjaga harus bergerak di sepanjang lintasan yang ditentukan sedangkan tim lainnya berada di dalam kotak dan berusaha untuk tidak tersentuh oleh tim lawan


Gasing



Gasing juga termasuk dalam permainan tradisional yang berbentuk benda dengan poros di tengahnya. Cara memainkan gasing adalah dengan memutarnya di lantai dengan bertumpu pada poros yang ada. Dibutuhkan tali untuk membantu seseorang membuat gasing berputar dalam jangka waktu lama. Semakin lama gasing berputar, kemungkinan untuk menang pun semakin besar

Kelereng



Meskipun sederhana, kelereng adalah permainan tradisional yang cukup populer. Benda bernama kelereng terbuat dari kaca atau tanah liat. Diameter kelereng standar adalah setengah inci. Bermain kelereng bisa dilakukan beramai-ramai. Saat ini kelereng pun bisa menjadi bahan koleksi karena warnanya yang bermacam-macam dan menarik.

Petak umpet



Permainan tradisional petak umpet adalah permainan mencari dan bersembunyi. Awalnya, pemain yang bertugas harus menutup mata dan membiarkan beberapa pemain lainnya untuk mencari lokasi strategis untuk bersembunyi. Pada hitungan kesepuluh, tibalah giliran pemain untuk mencari teman-temannya. Permainan ini mengajarkan ketelitian dan keuletan kepada anak.

Sejarah Permainan Modern

  Permainan Modern Produk Globalisasi

Di abad ke-21 sekarang ini kita hampir tidak bisa mengindari pengaruh globalisasi dan modernisasi, bahkan entitas negara pun sulit membendung derasnya arus globalisasi. Mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa atau pun secara sukarela manusia dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Era globalisasi dan modernisasi menuntut kita untuk bertindak cepat, mudah, efektif, hingga instan. Globalisasi mendidik kita untuk mencapai tujuan (hasil) sesempurna mungkin, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Oleh sebab itu manusia modern cenderung individualistik.

Pengaruh globalisasi ini sudah menjalari manusia modern sejak usia balita mulai hingga dewasa mulai dari hal terkecil seperti mainan anak-anak sampai hal yang terbesar seperti perubahan gaya hidup (life style). Dalam hal ini, usia anak-anak adalah usia bermain, istilahnya tiada hari tanpa bermain bagi anak-anak. Berbeda dengan 10 atau 15 tahun yang lalu, Jjika dahulu anak-anak bermain hanya dengan bermodal batu, tongkat, dan karet gelang, namun dewasa ini anak-anak sudah dihadapkan dengan hal-hal yang berbau digital, modern dan canggih.

Di era yang serba modern saat ini hampir tidak ada mainan yang gratis. Ingin mobil-mobilan, boneka-bonekaan, game online, PS, game watch, X-Box dan lain sebagainya semuanya harus membeli. Anak-anak di dunia ini telah menjadi korban dari globalisasi permainan modern. Globalisasi selalu dikaitkan dengan modernsiasi, tidak kuno, tidak ketinggalan jaman, dsb. Sehingga implementasinya, anak akan dicap ‘ndeso’ atau ‘katrok’ jika tidak mencoba atau mengganti permainan-permainan tradisionalnya dengan mainan produk globalisasi tersebut.

Masyarakat dunia saat ini telah menjadi one global village. Artinya, bahwa masyarakat di dunia hidup dalam satu planet, satu pola hidup, dan satu selera. Globalisasi telah membuat masyarakat bisa menikmati apapun di dunia ini tanpa harus pergi ke negara pembuatnya. Apalagi, semakin gencarnya negara-negara mempromosikan free trade atau perdagangan bebas yang berdampak cukup besar terhadap arus barang yang masuk ke Indonesia. Misalnya, kita saat ini bisa menikmati KFC tanpa harus ke AS, menggunakan handphone Samsung, LG tanpa harus ke Korea Selatan, memakai produk laptop Acer tanpa harus ke Taiwan, dan sebagainya. Hal ini pun juga terjadi pada bidang permainan anak-anak. Baik di kota maupun di desa saat ini semakin menjamur bisnis rental PS, warnet dan game online.

Permainan modern produk globalisasi tersebut membawa dampak yang cukup signifikan bagi anak-anak dewasa ini. Sub bab berikutnya akan dibahas mengenai dampak permainan modern bagi anak-anak.

Dampak Permainan Modern Bagi Anak

Berbeda jauh dengan permainan anak-anak zaman dahulu yang sarat dengan nilai kejujuran, kebersamaan, kekompakan, kerjasama, keuletan dan olah fisik. Permainan modern saat ini membuat anak-anak mengalami kekurangan komunikasi dengan teman sebayanya atau lebih condong ke sifat individualistik. Mereka memainkan permainan tersebut sendirian tanpa teman.

Bersosialisasi tentunya perlu dalam proses perkembangan anak. Faktanya memang, permainan modern bisa dinikmati sendiri, sehingga anak kurang bersosialisasi dan melakukan komunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.

Suatu contoh, akses online game melalui internet sudah mewabah di setiap daerah di Indonesia tak mengenal di desa maupun di kota, apalagi sekarang ini banyak sekali teknologi-teknologi yang memberikan kemudahan akses internet, seperti maraknya modem USB. Hal ini membuat anak-anak remaja, mulai bangku sekolah dasar, menengah pertama sampai mahasiswa, betah duduk berjam-jam bermain online game baik pagi, sore, maupun malam hari. Di kota-kota metropolitan saat ini, sering kita jumpai warung internet (warnet) yang memberikan pelayanan 24 jam.

Melalui media internet, mereka dapat mengakses online game untuk mencari lawan tanding dengan reward tertentu (poin diperjualbelikan) atau chatting dengan temannya di dunia maya tanpa dapat kita ketahui bagaimana perilaku dan sifat temannya. Tidak ada sebuah proses komunikasi dan sosialiasi secara langsung atau face to face dalam hal ini. Sebagian anak-anak dan remaja sampai kecanduan dan berakibat negatif kepada kehidupan sosial dan pelajarannya di sekolah, karena mereka tidak bisa menahan diri untuk bermain dan sebagian besar waktunya digunakan di warnet untuk bermain online game.

Beberapa dampak buruk yang berbahaya bagi anak-anak dan remaja yang kecanduan game online, diantaranya :

1. Pemborosan, karena harus membayar sewa online game maupun rental PS.

2. Anak menjadi malas belajar, karena pikirannya terfokus pada game.

3. Merusah kesehatan mata, karena terlalu lama di depan monitor komputer/televisi.

4. Anak menjadi individualistik.

5. Terjadi perkelahian antar pemain jika bersaing dan akumulasi emosi negatif apabila kalah didalam bermain, bahkan sampai terjadi pembunuhan seperti apa yang terjadi di Perancis pada November 2009 silam.

Julien Barreaux, 20, told police he wanted to see his rival player "wiped out" after his character in the game Counter-Strike died in a virtual knife fight.[2]

Atau seperti yang terjadi di Bandung tahun 2005, seorang mahasiswa Universitas Maranatha tewas ditikam temannya sendiri akibat kalah bermain PS.

Krisna Cahyadi (19), mahasiswa ekonomi angkatan 2004 Universitas Maranatha, ditemukan sudah menjadi mayat di tempat kosnya, di lantai 3 kamar C-20 Tulip Home Jln. Babakanjeruk IV No. 30 Kota Bandung, Kamis (1/12) sekira pukul 13.30 WIB. Dalam pemeriksaan awal, tersangka mengaku menghabisi nyawa korban karena kalah judi bola dan bermain Play Station dengan korban.[3]

Terpengaruh dengan kekerasan dalam game. Seperti perisitiwa yang terjadi di Wellington Amerika Serikat, seorang anak tega membunuh ibu kandungnya setelah bermain Halo 3

Daniel Petric, the Wellington teenager who claimed to be addicted to video games, was sentenced to at least 23 years in prison Tuesday for killing his mother and shooting his father after they forbade him from playing the game Halo 3.[4]

Beberapa kasus kriminal akibat permainan PS maupun online game di atas membawa kita pada sebuah kesimpulan bahwa dampak permainan modern sangat menakutkan. Permainan modern bisa mengubah mental, moral, bahkan kejiwaan anak-anak. Harus ada sebuah pewaspadaan terhadap pemilihan permainan anak-anak. Dan pastinya kita semua tidak ingin anak-anak Indonesia mengalami hal-hal seperti di atas.

Pelestarian permainan tradisional dalam hal ini, dipandang sebagai sebuah upaya counter globalisasi permainan modern. Sebuah permainan akan sangat besar pengaruhnya terhadap pembinaan budaya anak-anak dalam masyarakat. Artinya bahwa anak-anak lebih bisa menerima dengan cepat suatu pengetahuan melalui permainan. Sebab dalam permainan anak terkandung nilai-nilai pendidikan yang tidak secara langsung terlihat nyata, tetapi terlindung dalam sebuah simbol. Nilai-nilai tersebut memiliki banyak dimensi , antara lain rasa kebersamaan, kejujuran, kedisiplinan, sopan-santun dan aspek-aspek kepribadian yang lain atau bahkan mengandung nilai kekerasan

Jenis Permainan Modern :


1. Arcade games, biasa disebut “ding-dong”, salah satu games keren ini berada di daerah/tempat tertentu karena harus memiliki box atau mesin yang memang khusus di design untuk jenis video games, kebanyakan para gamers merasa “masuk” dan “menikmati” sebuah arti permainan itu sendiri, games ini sendiri didukung oleh beberapa perangkat, seperti pistol, kursi khusus, sensor gerakan, sensor injakkan, dan stir mobil.

2. PC Games, games yang dimainkan menggunakan Personal Computers.

3. Console games, games yang dimainkan menggunakan console tertentu, seperti Playstation 2, Playstation 3, dan Nintendo Wii.

4. Handheld games, games yang dimainkan di console khusus video game dan dapat dibawa kemana-mana, contoh Nintendo DS dan Sony PSP.


5. Mobile games, games yang dapat dimainkan di mobile phone atau PDA.

Konsol Game Dari Masa ke Masa

Siapa yang tidak kenal istilah game? Siapa yang belum pernah bermain game? Pasti semua dari kalian pernah memainkan game di berbagai perangkat elektronik atau komputer, salah satu yang terkenal adalah video game console.Semenjak pertama kali hadir, video game console menghadirkan dimensi yang berbeda dalam bermain game. Ya, dengan mesin ini kamu bisa bermain game di dalam rumah hanya dengan bantuan TV. Konsol game terus berevolusi seiring perkembangan teknologi, dari kualitas grafis, controller yang menggunakan kabel kini telah berkembang menjadi nirkabel, bahkan konsol game masa kini juga menyertakan Broadband yang berguna untuk mengakses internet. Saat ini tercatat konsol game memasuki generasi kedelapan, dan berikut perkembangannya:

Konsol Game Generasi Pertama



Pada tahun 1966, video game mulai memasuki babak awal perkembangannya. Ide-ide kreatif bermunculan, dan sebagian besar dimotori oleh mahasiswa-mahasiswa yang menghabiskan waktu luangnya dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi di kampus. Konsol game Baer yang prototipenya diberi nama Brown Box, kemudian meluncur dengan nama Magnavox Odyssey (Mei 1972), berisi 16 game built-in yang dapat diganti-ganti dengan menggunakan sebuah switch. Terjual sampai 200.000 unit, Magnavox Odyssey tercatat sebagai konsol video game pertama di dunia.

Konsol Game Generasi Kedua



Dalam sejarah video game, generasi kedua (biasa disebut sebagai awal era 8 bit atau kurang lebih 4 bit era) dimulai pada tahun 1976 dengan merilis Fairchild Channel F dan Radofin 1292 Advanced Programmable Video sistem. Di era generasi kedua ini yang menjadi primadona konsol game adalah konsol game ATARI ,di antaranya adalah: Fairchild Channel F, Atari 2600, Magnavox Odyssey ver. 2, Atari 5200.

Konsol Game Generasi Ketiga



Generasi ketiga dimulai pada tahun 1983 dengan dipasarkannya Japan Family Computer atau lebih dikenal dengan nama FAMICOM (kemudian dikenal sebagai Nintendo Entertainment System di seluruh dunia). Walaupun konsol generasi sebelumnya juga menggunakan 8-bit processor, pada akhir generasi inilah konsol rumah yang pertama kali diberi label oleh mereka “bit.” Di Amerika Serikat, generasi ini di game ini terutama didominasi oleh NES / Famicom. Di era ini pulalah terjadi perang konsol game yang pertama antara perusahaan konsol Nintendo dengan SEGA.

Konsol Game Generasi Keempat



Generasi ini disebut-sebut sebagai “zaman emas” dalam dunia video game. Masa di mana konsol 16-bit muncul dan membawa perubahan drastis pada grafik, tata suara, dan gameplay. Era ini juga kian memanas saat terjadinya persaingan seru antara Sega dan Nintendo. Pada tahun 1990, Sega menggelontorkan Sega Megadrive/Genesis, konsol 16-bit yang memukau perhatian pecinta game, khususnya Amerika. Selanjutnya, Sega merilis game yang akhirnya menjadi maskot Sega, Sonic the Hedgehog (1991). Game ini lagi-lagi mencengangkan para pecinta game, karena game tersebut memiliki grafik dan tata suara yang kualitasnya jauh di atas Super Mario Bros yang merupakan game buatan Nintendo.

Rivalitas yang legendaris, Super NES dan Mario Brothers sebagai ikonnya melawan SEGA Mega Drive dan Sonic the Hedgehog sebagai ikonnya.

Konsol Game Generasi Kelima



Era 32-bit dan 64-bit ini diawali dengan penyelenggaraan Electronic Entertainment Expo (E3) untuk pertama kalinya di Los Angeles Convention Center. Inilah ajang hiburan dan game terbesar di Amerika yang masih terus diadakan hingga sekarang. Selanjutnya, Sony merilis Sony PlayStation (1995), diikuti dengan Nintendo 64 (1996). Untuk kali ini, persaingan dimenangkan Sony karena Nintendo memutuskan untuk tidak meng-upgrade ke CD-ROM dan tetap menggunakan cartridge. Tentu saja developer lebih melirik CD-ROM, karena biaya produksi lebih murah dan kapasitas penyimpanan lebih besar. Sega pun merilis Sega Saturn, konsol game yang juga berbasis CD-ROM dan memiliki delapan prosesor. Sayang, konsol ini harus tersingkirkan oleh dominasi Nintendo dan Sony.

Konsol Game Generasi Keenam



Generasi keenam dibuka dengan peluncuran konsol terakhir Sega, Dreamcast (1999). Konsol unik ini memiliki fitur game online, dan merupakan konsol game 128-bit pertama. Sayang, Sega gulung tikar dan memutuskan untuk hengkang dari dunia konsol game dua tahun berikutnya. Pada tahun 2001, Sony menggeber PS2, disusul Nintendo dengan GameCube-nya. Kali ini, keduanya menuai kesuksesan yang hampir berimbang, meskipun PS2 masih menduduki peringkat teratas. Pada era ini, Nintendo juga mengeluarkan dua konsol genggam, yaitu Gameboy Advance, dan Nintendo DS, handheld terbaru Nintendo yang berlayar ganda dan memiliki fitur online serta touch sensitive. Sony pun mengeluarkan versi ekonomis dari PS, yaitu PSone. Lalu, mereka memproduksi handheld pertamanya, PlayStation Portable (PSP) yang hingga saat ini terus membayangi kesuksesan Nintendo DS.

Konsol Game Generasi Ketujuh



Microsoft telah menggeber XBox 360, sementara itu Sony dan Nintendo dengan PS3 dan Wii. Pada generasi ketujuh ini konsol game memiliki grafis 3D yang sangat real. selain itu juga pada generasi ini konsol game juga menggunakan fitur-fitur yang ada di komputer, seperti wifi dan koneksi internet. Sehingga memungkinkan masing-masing device saling terhubung dan para pengguna bisa bermain secara multiplayer walaupun terpisah ruang.

Konsol Game Generasi Kedelapan



Di generasi kedelapan, konsol game semakin canggih dengan berbagai dukungan sensor hingga hadirnya fitur-fitur yang tidak hanya mampu sebagai konsol game, namun juga mampu sebagai Multimedia-Machine. Seperti Microsoft XBOX-One dengan Sensor Kinect , Nintendo Wii-U dengan sensor Wii Remote dan Playstation 4 dengan Sensor Playstation Move.



Sumber :
http://maricari.com/permainan-modern-vs-permainan-tradisional/

http://www.tentik.com/inilah-10-permainan-tradisional-yang-hampir-dilupakan/

http://id.tanoker.org/index.php/liputan/item/51-permainan-modern-vs-permainan-tradisional-case-komunitas-tanoker-ledokombo-kab-jember-peluang-tantangan-dan-strategi.html

https://hello-pet.com/inilah-jenis-games-keren-masa-kini-100124

http://www.wadezig.com/2015/konsol-game-dari-masa-ke-masa/

Tidak ada komentar: